Content pillar adalah topik utama yang akan dijadikan pondasi untuk keseluruhan strategi konten media sosial, baik perusahaan atau bisnis. Seperti bangunan, content pillar adalah pondasi, menopang keseluruhan strategi konten. Content pillar dapat diimplementasikan untuk semua format konten, seperti blog, media sosial, infografis, video, dan lainnya.
Pada dasarnya, content pillar yang akan membantumu ketika membuat konten sehingga tetap relevan dan ditentukan oleh 2 hal, yakni kebutuhan audiens dan kebutuhan perusahaan/brand.
Content pillar sering digunakan oleh semua orang dalam creative industry, seperti content writer, copywriter, graphic designer, dan masih banyak lagi.
Umumnya content pillar mencakup 3-6 topik besar yang menjadi pedoman dalam membuat konten. Dengan adanya content pillar, konten yang dihasilkan tetap relevan dengan target audiens dan konsisten.
Sepeti Apa Contoh Content Pillar?
Content pillar terdiri dari topik atau tema besar, sehingga yang digunakan oleh brand atau perusahaan hanya 3-6 topik saja. Berikut contoh content pillar yang dapat kamu gunakan.
1. Product Knowledge
Content pillar ini membahas mengenai detail informasi mengenai produk yang kamu tawarkan. Kamu bisa membuat konten yang berisi tentang review produk, USP produk, kelebihan/inovasi produk, komposisi produk, bahan yang digunakan, sampai proses pembuatan produk. Content pillar ini masuk dalam funnel Awareness dan Consideration. Konten ini sering ditemukan dalam brand yang mempunyai produk fisik, seperti skincare, makeup, mainan, dan lain-lain.
2. Promotional Content
Content pillar ini membahas tentang promo yang sedang berlangsung. Bisa berupa diskon, promo bundling, flash sale, big sale, dan promo-promo lain yang mengarah ke konversi. Sehingga tak heran apabila tipe konten ini hardselling. Biasanya content pillar ini termasuk dalam funnel Conversion.
3. Entertainment Content
Tidak seperti promotional content, content pillar ini bertipe softselling. Biasanya konten yang dibuat berupa konten yang menghibur, lucu, dan entertain. Dengan content pillar ini, brand/perusahaan dapat membangun hubungan/relasi yang lebih dekat dengan audience. Dengan begitu, brand/perusahaan dapat meningkatkan reputasi dan image yang dibangun di masyarakat. Maka tak heran jika content pillar tipe ini masuk dalam funnel Awareness.
4. Educational Content
Konten yang dibuat dalam educational content biasanya lebih berat dan berbobot. Hal ini dapat membantu meningkatkan reputasi dan image brand/perusahaan, serta memvalidasi bahwa brand/perusahaan terkait memang profesional di bidangnya. Content pillar ini biasanya terdapat pada media dan agensi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa content pillar ini juga ada dalam sebuah brand yang mempunyai produk. Sama seperti entertainment content, content pillar ini juga masuk dalam funnel Awareness. Konten berupa edukasi/informasi mengenai tokoh, sistem, fitur, alat, bahkan teori dari ilmuwan yang dihubungkan dengan produk yang ditawarkan.
5. User Generated Content
UGC atau User Generated Content adalah konten yang dihasilkan langsung oleh pengguna produk maupun khalayak umum. Konten tipe ini termasuk dalam soft selling. Contoh kontennya berupa konten review produk, unboxing, mukbang (untuk makanan), tutorial, dan masih banyak lagi. Konten UGC dapat meyakinkan calon customer untuk melakukan conversion setelah melihat konten sesama pengguna. Oleh karena itu, content pillar ini termasuk dalam funnel Awareness dan Consideration. Konten UGC sangat menguntungkan, dengan budget yang minim, suatu brand/perusahaan dapat meningkatkan awareness.
6. Tap-in-With-Trend Content
Sering disebut juga Riding the Wave, konten ini biasanya hasil implementasi tren yang sedang naik. Ketika suatu brand/perusahaan dapat tap in with trend, maka brand atau perusahaan tidak ketinggalan zaman dan terlihat lebih up to date. Konten ini biasanya masuk dalam funnel Awareness dan Consideration. Contohnya seperti topik Barbie yang sempat naik beberapa waktu yang lalu, kamu bisa mengimplementasikannya dengan konten bertema Barbie atau berwarna pink. Ingat, tidak semua tren dapat diimplementasikan!
Baca Juga: 10 Plugin di WordPress untuk Meningkatkan Performa SEO
Bagaimana Cara Menentukan Content Pillar?
Lalu, bagaimana sih menentukan content pillar? Berikut langkah-langkahnya.
1. Melakukan Riset Product, Konsumen & Trend
Hal yang paling krusial, vital, dan fundamental, kamu harus melakukan riset produk, konsumen, dan tren! Dengan melakukan riset, kamu mengetahui kebutuhan audiens dan kebutuhan brand atau perusahaan-mu. Kamu juga bisa melakukan riset keyword atau kata kunci yang nantinya akan membantu kamu untuk menentukan content pillar yang sesuai. Cari kata kunci yang memiliki tingkat pencarian tinggi di mesin pencari sehingga meningkatkan visibilitas kontenmu di mesin pencari.
2. Melakukan Riset Kompetitor
Selain riset produk, konsumen, dan tren, kamu juga perlu melakukan riset kompetitor! Kira-kira konten apa yang sering mereka bahas, bagaimana mereka menggunakan media sosial maupun media lain, juga bagaimana isi dari konten mereka. Apakah didominasi dari content pillar Entertainment? Educational? Atau hanya seputar Product Knowledge? Dengan riset kompetitor, kita dapat mengambil langkah yang lebih efektif kira-kira jenis konten yang bagaimana yang lebih perform. Dengan belajar dari kompetitor, kamu bisa mempunyai gambaran apa saja yang akan dilakukan kedepannya, termasuk perkiraan content pillar yang akan digunakan.
3. Membuat Audience Persona
Audience persona atau user persona berguna untuk menentukan konten mana yang cocok dan berpeluang untuk menarik banyak audiens, terutama jika konten yang kamu buat fokus pada artikel, infografis, dan copywriting. Sederhananya, setiap audiens memiliki karakternya sendiri-sendiri. Oleh karena itu, kamu harus membuat audience persona sehingga kamu tahu jenis konten seperti apa yang mereka butuhkan.
Misalnya audience persona kamu adalah dewasa berusia 25 tahun yang memiliki hobi traveling, pekerja, dan suka mengonsumsi makanan fastfood. Setelah itu kamu bisa menciptakan produk dan strategi pemasaran yang sesuai dengan audience persona tersebut sehingga lebih tepat sasaran.
4. Mencari Referensi Konten
Kamu bisa melihat referensi konten dari kompetitor maupun dari brand lain. Jangan lupa untuk melakukan riset konten, aspek apa saja yang mempengaruhi konten tersebut sehingga perform well, termasuk pencahayaan, kualitas video, visual, jenis font, editing, subtitle, hingga caption. Dianjurkan untuk riset lebih dari 1 brand, sehingga kamu dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan satu sama lain dan mengoptimalkannya melalui brand-mu.
5. Tentukan Topik yang Relevan dengan Bisnis dan Target Audience
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, cari topik atau kata kunci yang relevan dengan bisnis dan target audience. Usahakan masih in line dengan brand guideline. Misalnya dalam industri kecantikan, maka topik yang diambil seputar perawatan diri, tips dan trick dalam berpenampilan, maupun informasi mengenai produk yang ditawarkan.
Ketika kita mengetahui kata kunci yang akan dibahas (seperti: kecantikan, perawatan, penampilan), maka kita dapat memutuskan content pillar apa yang sesuai dengan topik/kata kunci tersebut. Seperti pada contoh kata kunci tentang kecantikan, maka content pillar yang dapat digunakan yakni Educational, Promotional, Product Knowledge, UGC, dan sebagainya.
6. Membuat Kerangka Konten dengan Sub Topik yang Terstruktur
Membuat daftar sub topik yang berkaitan dengan topik utama. Sub topik harus relevan dengan topik utama sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi audiens. Jangan lupa untuk melakukan riset kata kunci sehingga dapat mengetahui mana kata kunci yang potensial dan mempunyai visibilitas yang tinggi di mesin pencari. Setelah mendapat sub topik yang sesuai, breakdown menjadi kerangka konten atau garis besar konten sehingga konten yang dibuat lebih terstruktur dan sesuai dengan topik utama.
Kesimpulan
Menentukan content pillar memang bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Kamu perlu melakukan A/B testing dan mencari kira-kira content pillar yang seperti apa yang work dan perform well. Pada dasarnya content pillar sangat bermanfaat untuk membantumu dalam membuat konten yang dibutuhkan audiens sehingga konten yang dibuat nantinya lebih tepat sasaran. Content pillar akan membantu bisnismu untuk meningkatkan awareness hingga ke conversion. Pastikan content pillar yang kamu tentukan sesuai dengan brand guideline.
Menentukan content pillar akan membantumu untuk mengatur konten yang lebih terstruktur dan terarah sehingga mencapai tujuan bisnis yang sudah ditentukan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Melakukan Riset Keyword untuk Optimasi SEO?