Apa Itu Growth Marketing – Ada banyak spesialisasi yang bisa kita pilih ketika kita ingin menyelam lebih dalam di dunia digital marketing. Salah satunya adalah growth marketing. Role ini tentu cukup sering kita jumpai di situs lowongan kerja, namun kenyataannya banyak teman-teman yang masih merasa asing dengan istilah ini.
Sederhananya, growth marketing merupakan sebuah aktivitas marketing yang bertujuan untuk menumbuhkan north star metric (NSM) perusahaan. Menurut Mixpanel, NSM adalah metriks yang digunakan untuk memprediksi kesuksesan jangka panjang perusahaan. Contohnya, NSM dari Airbnb jumlah booking. Jika kamu adalah growth marketer dari Airbnb, tugas kamu adalah fokus untuk memperbanyak atau meningkatkan jumlah booking dalam platform Airbnb.
Kini saatnya kamu cari tahu lebih dalam mengenai apa itu growth marketing dan seluk beluknya lebih dalam!
Apa Itu Growth Marketing?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Growth marketing adalah strategi pemasaran yang digunakan oleh marketer untuk mendapatkan konsumen yang mau menggunakan produk dari perusahaan. Strategi ini dibuat untuk mengukur bagaimana pertumbuhan perusahaan melalui riset, analisis data, eksperimen, hingga uji coba tertentu.
Growth marketing adalah proses mengolah data yang dilakukan setelah mengeksekusi campaign, sehingga data yang diperoleh dapat membantu untuk menentukan strategi baru yang lebih tepat sasaran.
Biasanya, para marketer menggunakan beberapa teknik tertentu di beberapa channel untuk bisa membangun engagement lebih intens dengan audiens dan secara jangka panjang dapat menaikkan konversi.
Growth marketing juga erat kaitannya dengan SEO yang biasa dilakukan sebagai pendekatan awal yang dilakukan untuk menaikkan trafik secara organik. Salah satunya dengan cara seperti riset keyword, optimasi on-page, dan optimasi CRO (Conversion Rate Optimization).
Baca Juga: Mengenal T-Shaped Marketer di Dunia Digital Marketing
Fundamental Growth Marketing
Ada beberapa hal dasar dalam growth marketing yang wajib kamu pahami, ini dia penjelasannya!
1. A/B Testing
A/B Testing merupakan aktivitas utama dari strategi growth marketing. A/B Testing sendiri adalah cara pengujian dengan membandingkan beberapa variabel untuk melihat variabel mana yang berhasil untuk menarik lebih banyak audiens atau menumbuhkan NSM. Contohnya, kamu bisa A/B testing untuk membandingkan Call To Action mana yang efektif membuat pengunjung melakukan transaksi.
Contoh lainnya, kamu bisa membuat 2 tipe newsletter yang berbeda dari segi copywriting maupun desain layout, namun memiliki objektif yang sama untuk membuat audiens mengunjungi website. Dari 2 variabel tersebut kamu bisa menyimpulkan mana yang paling optimal untuk mempengaruhi keputusan audiens.
2. Multi-channel Marketing
Kamu juga bisa memanfaatkan berbagai platform untuk melakukan promosi agar bisa menjangkau audiens yang lebih luas. Kamu bisa mengembangkan melalui banyak bidang seperti SEO, media sosial, dan sebagainya untuk memudahkan interaksi pada audiens dengan banyak pilihan saluran.
Setiap platform pun harus memiliki strategi yang berbeda-beda, hal ini membuat kamu sebagai marketer harus pandai dalam menentukan strategi marketing apa yang sesuai dengan kebiasaan audiensnya.
Pilihlah platform yang sudah memiliki banyak pengguna seperti TikTok, Google Bisnis, Instagram, WhatsApp, dan lainnya. Melakukan multi-channel marketing juga akan menambah banyak perspektif baru dari audiens, sehingga bisa menciptakan berbagai peluang strategi marketing lainnya.
3. Customer Lifecycle
Fundamental lainnya dari growth marketing adalah customer lifecycle atau tahapan yang dilalui konsumen selama berinteraksi dengan bisnis kita. Ada framework khusus yang dikenal dengan nama pirate metrics (AARRR) untuk mengukur seberapa efektif customer lifecycle perusahaan. Lalu, apa saja tahapan dalam customer lifecycle?
Acquisition
ini adalah tahap pertama dari customer liefecycle di mana aktivitas marketing fokus untuk menarik calon pelanggan untuk menggunakan produk atau layanan mereka. Metrik umum untuk mengukur akuisisi meliputi:
- Web Traffic: jumlah pengunjung ke website
- Landing page views: jumlah berapa kali landing page/website kamu dilihat
- Cost per Click (CPC): jumlah yang kamu bayar per klik pada iklanmu
- Click-Through Rate (CTR): persentase orang yang klik iklanmu
Activation
Tahap ini mengacu pada proses mengubah prospek menjadi pengguna atau pelanggan aktif. Metrik umum untuk mengukur aktivasi meliputi:
- Sign up rate: persentase pengunjung yang mendaftar untuk produk atau layananmu.
- Activation rate: persentase pendaftar yang menyelesaikan proses onboarding dalam platform kamu. Seperti klik link konfirmasi email, dll.
Revenue
Tahap ini fokus untuk menghasilkan pemasukan atau revenue dari pelanggan kamu. Metrik yang umum dipakai untuk mengukur tahap ini adalah:
- Average Revenue per User (ARPU): Rata-rata jumlah pemasukan yang dihasilkan per 1 orang user/pelanggan.
- Customer Lifetime Value (CLTV): jumlah pemasukan yang dihasilkan oleh 1 orang user/pelanggan selama menggunakan produk atau layanan kamu.
Retention
Tahap ini mengukur sejauh mana perusahaan mampu membuat pelanggannya untuk kembali menggunakan produk/layanan mereka. Metrik yang umumnya dipakai untuk mengukur retention adalah:
- User Retention Rate: persentase user yang terus menggunakan produk atau layananmu dari waktu ke waktu.
- Churn Rate: persentase pengguna yang berhenti menggunakan produk atau layananmu.
- Net Promoter Score (NPS): nilai kepuasan pelanggan yang mengukur kemungkinan pelanggan merekomendasikan produk atau layananmu kepada orang lain.
Referral
Fase terakhir pada customer lifecycle adalah referral, tahap ini mengukur seberapa baik perusahaan mampu membuat pelanggannya merekomendasikan produk/layanan kepada orang-orang terdekat mereka. Metrik yang umum digunakan untuk mengukur referral meliputi:
- Referral Rate: persentase pengguna yang merekomendasikan produk atau layananmu kepada orang lain.
- Viral Coefficient: metrik yang mengukur jumlah pengguna baru yang dihasilkan oleh setiap pengguna yang merekomendasikan produk atau layananmu.
Dengan menggunakan framework AAARRR ini, growth marketer dapat menganalisa seberapa baik kinerja perusahaan di setiap tahap customer lifecycle dan mengidentifikasi tahap mana yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan NSM perusahaan.
Baca Juga: Pinterest Academy: Platform Belajar Online Baru untuk Marketer
Contoh Growth Marketing Campaign
Ada beberapa contoh growth marketing campaign yang bisa kamu jadikan sebagai referensi:
1. Activation-Focused
Ketika konsumen berhasil menjangkau produk kita, tidak ada salahnya untuk mengirimkan sebuah “Greeting Message” baik melalui newsletter maupun pesan dengan menawarkan promo ataupun menjelaskan USP dari produk yang dijual. Contohnya adalah:
Mailchimp mengirimkan newsletter pada audiens yang berlangganan dan ingin mengajak mereka untuk membuat akun dengan Mailchimp. Hal ini dinilai efektif untuk menaikkan jumlah konversi pengguna dan bisa kamu jadikan sebagai referensi.
Mailchimp adalah platform yang digunakan untuk membuat newsletter yang bisa diintegrasi dengan berbagai tools lainnya seperti CMS (WordPress, Blog, dan sebagainya).
2. Acquisition-Focused
Contoh growth marketing campaign berikutnya adalah Engagement-Focused. Pada campaign ini, kamu bisa memperlihatkan pada audiens mengenai konten-konten apa yang sedang populer minggu ini, ataupun highlight informasi.
Contoh sederhananya adalah Medium yang rutin memberikan newsletter pada penggunanya mengenai rubik apa saja yang sedang populer dan paling banyak dibaca saat ini.
Objektif utama dari newsletter ini adalah untuk menggiring audiens berinteraksi langsung dan membaca berbagai konten yang telah diunggah pengguna lainnya di Medium.
3. Revenue-Focused
Jenis growth marketing campaign yang terakhir adalah Revenue-Focused. Pada campaign ini, objektif utamanya adalah meningkatkan sebanyak mungkin pendapatan dengan memberikan promo spesial, diskon, voucher, dan sebagainya untuk menaikkan revenue.
Zalora adalah marketplace fashion eksklusif terbesar di Indonesia dan juga Asia Tenggara. Kamu bisa menemukan berbagai brand premium dari Indonesia maupun global di marketplace ini.
Zalora menggunakan revenue-focused campaign untuk menaikkan pendapatan pada Promo 3.3 Sale “Shop Now, Cry Later!” yang memberikan diskon cashback hingga jutaan rupiah.
Nah itu dia penjelasan lengkap mengenai growth marketing dari Marketing Treats yang bisa kamu jadikan sebagai referensi! Dapatkan berbagai insight terbaru tentang dunia digital marketing dengan subscribe ke Newsletter Marketing Treats sekarang juga!
2 Comments
Pingback: Kenali A/B Testing Digital Marketing untuk Optimasi Website!
Pingback: TikTok Ads Library: 7 Cara Jitu Agar Iklanmu Jadi Makin Perform! - Marketing Treats